BANGUN RUMAH MANDIRI MERUPAKAN KEBUTUHAN DASAR, BUKAN PENCITRAAN

Waibakul – Semangat gotong-rotong sangat terlihat ditempat ini, dimana pekerjaan pembangunan Rumah Mandiri telah diselesaikan pada awal triwulan ketiga, “demikian ungkapan Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu saat menghadiri acara Penyerahan Kunci Rumah Mandiri di Desa Ole Dewa, Kecamatan Mamboru. Senin (27/07/2020).

“Kami sungguh merasa berbahagia dan mengapresiasi karena seluruh komponen yang ada mulai dari Kepala Desa, Aparat Desa, Pendamping Desa, Tokoh Masyarakat dan seluruh masyarakat bergotong-royong serta bahu-membahu mengerjakan pembangunan rumah ini, sehingga bisa tuntas terselesaikan sesuai harapan dan saat ini dinikmati oleh 15 orang penerima di Desa Ole Dewa, “ungkap Paulus.

Mantan Inspektur Propinsi NTT itu menambahkan ditempat lain pembangunan rumah mandiri dikerjakan melalui tahapan baik itu APBDes maupun APBD, tetapi di Desa Ole Dewa ini masyarakat tidak menunggu tahapan pencairan dana tersebut, akan tetapi masyarakat bekerja membangun rumah ini sesuai kemampuan yang dimiliki sehingga pekerjaan dapat diselesaikan, sementara semangat bergotong-royong ditempat lain masih sangat kecil, mengakibatkan pekerjaan pembangunan sering terlambat.” Imbuhnya.

Walaupun dilanda pandemi Covid-19, namun tekad, komitmen, dan niat yang tinggi dari Camat, Kepala Desa, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, Tokoh Gereja serta masyarakat tidak menyurutkan semangat untuk terus bergotong-royong membangun rumah mandiri hingga selesai.

Paulus menjelaskan ada 14 indikator kemiskinan dan 8 indikator diantaranya adalah masalah rumah yaitu rumah mempunyai atap seng, rumah mempunyai plafond, rumah mempunyai lantai semen, rumah berdinding tembok, rumah mempunyai listrik, rumah mempunyai MCK, luas rumah 8 meter persegi per orang dan rumah mempunyai air bersih.”Jelasnya.

Menyinggung kesetaraan dalam pembangunan rumah mandiri, berkaitan erat dengan pendidikan yaitu penerangan agar anak-anak bisa belajar pada malam hari dengan baik, mengingat angka kemiskinan di Sumba Tengah mencapai 30% sehingga lewat penerangan bisa membantu dan menolong anak untuk belajar mandiri dalam rumah “ungkapnya

Tidak saja kesetaraan pendidikan, tetapi masalah kesetaraan kaitan dengan kesehatan yaitu stunting yang diharapkan memberikan solusi pada kebersihan lingkungan dimana setiap rumah telah tersedia MCK.” Tuturnya.

Manusia membutuhkan 3 hal pokok yaitu sandang, pangan, papan. Rumah mandiri bukanlah sebuah pencitraan karena rumah mandiri merupakan kebutuhan primer (papan).

Rumah mandiri juga mendongkrak sektor riil baik secara kelompok maupun individu seperti pertukangan, penambang pasir, penjual batu, pengrajin kayu, pengayam gedek, para supir dan pemilik kendaaraan (truk, pickup, tangki air) dan lain-lain yang ada di Desa, sehingga mereka juga menerima pendapatan dan menikmati hasil dari setiap usaha yang mereka kerjakan.

Diakhir acara, sebagai wujud kebersamaan masyarakat Desa Ole Dewa bahwa salah satu program strategis pemerintah daerah ini didukung penuh oleh masyarakat, dimana penerima rumah mandiri memberikan ayam kepada bupati dan wakil bupati sumba tengah sebagai tanda terima kasih mereka kepada pemerintah bahwa program ini benar-benar berharga bagi kehidupan mereka yang tidak mampu dan berjanji bahwa mereka akan merawat rumah tersebut untuk anak cucu mereka kelak.” Tutup Bupati Paulus.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Sumba Tengah, Ir. Daniel Landa, Wakil Ketua Tim PKK Kabupaten Sumba Tengah Adriana A. Mbuli, S.Pd, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Umbu K. Pari, SP, Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Ahmad Jaelani, S.Pt, Camat Mamboru, Kerinapu, S.AP dan Kepala Puskesmas Weeluri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *