LAUNCHING PK POM MODEL DI DESA OLE DEWA, BUPATI SUMBA TENGAH : GERAKAN CINTA UNTUK ATASI KEMISKINAN

Ole Dewa, 25 September 2025 – Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah secara resmi meluncurkan program inovatif Pekarangan Pro Oli Mila (PK POM) Model di Desa Ole Dewa, Kecamatan Mamboro. Launching ini dipimpin langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Sumba Tengah, sebagai bagian dari komitmen daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan dan terpadu.

Acara ini dihadiri oleh Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, jajaran Pimpinan Perangkat Daerah, Camat Mamboro, Kepala Desa Ole Dewa dan Ole Ate, Ketua BPMJ GKS Jemaat Leiro Ole, serta sejumlah tokoh masyarakat, penerima rumah Mandiri, penyuluh pertanian dan fasilitator rumah mandiri..

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan bahwa PK POM Model digerakkan oleh cinta. Program ini sederhana dan berskala kecil, namun lahir dari pemikiran yang berbasis pendekatan multi dimensi dan multi sektor.

“Program ini bukan sekadar bantuan, tetapi gerakan kolaboratif untuk membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Bupati.

Program PK POM Model akan diuji coba selama tiga bulan hingga Desember 2025, dengan melibatkan 14 rumah tangga sebagai penerima manfaat awal. Tercatat 20 sektor terlibat aktif, termasuk bank, BUMN, BUMD, TNI, dan Polri.

PK POM Model dilaksanakan dengan prinsip Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Keberlanjutan (Sustainable). Beberapa bentuk keterlibatan sektor adalah:

Dinas Sosial: Menyalurkan bantuan beras kepada keluarga sasaran.

Dinas Kesehatan: Menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian kelambu, serta makanan tambahan untuk bayi, balita, dan lansia.

Dinas PPO: Memberikan Paket C sebagai bekal keterampilan hidup, bantuan beasiswa, serta kelengkapan sekolah seperti seragam dan sepatu.

KISS dan sektor lainnya: Mendukung peningkatan SDM, ekonomi keluarga, dan kemandirian.

Program ini menyasar kelompok masyarakat desil 1 hingga 3, yakni warga dengan pendapatan di bawah Rp300.000, Rp600.000, dan Rp900.000 per bulan.

Dengan target 10.000 penerima manfaat, Pemda menargetkan 2.000 orang setiap tahun, agar pada tahun 2026 PK POM Model dapat menjadi contoh nasional. Harapannya, Sumba Tengah bisa keluar dari garis kemiskinan pada tahun 2030, dengan target penurunan angka kemiskinan sebesar 2% setiap tahun.

Bupati menegaskan bahwa PK POM Model bukan program bansos atau BLT, melainkan sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat. Salah satu contoh keberlanjutan adalah kebijakan bahwa penerima ternak (kambing) yang berhasil mengembangbiakkan harus mengembalikan dua ekor anak kambing kepada keluarga miskin lain pada tahun 2027 hingga 2030.

Satgas program juga diminta untuk membuat kartu kendali di setiap rumah tangga penerima sebagai alat monitoring dan evaluasi.

“Program ini telah melalui evaluasi dan analisis mendalam. Ini bukan sekadar keluar dari kemiskinan, tetapi menuju peningkatan kesejahteraan,” tegas Bupati.

Di akhir acara, Bupati menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan dan persiapan PK POM Model.

“Inilah hasil kerja tulus dan ikhlas. Jika kita saling membantu dan berbagi, maka kebahagiaan sejati akan kita raih bersama,” tutup Bupati.

Please follow and like us:
Pin Share

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email

Survey Kepuasan Masyarakat

Halo warga Kabupaten Sumba Tengah 👋
Mari berpartisipasi dalam Survey Kepuasan Masyarakat untuk meningkatkan pelayanan publik kami.

Isi Survey