BUPATI SUMBA TENGAH HADIRI DAN JADI NARASUMBER PADA SIMPOSIUM BUDAYA SUMBA DI HOTEL SINAR TAMBOLAKA
Tambolaka, 24 September 2025 – Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu, menghadiri sekaligus menjadi narasumber pada Simposium Budaya Sumba yang diselenggarakan di Aula Hotel Sinar Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati mengangkat topik “Rumah Mandiri dan Pekarangan Pro Oli Mila: Strategi Baru Sumba Tengah Mengentaskan Kemiskinan”, sebuah gerakan membangun kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan rumah.
Bupati menjelaskan bahwa budaya bukan penyebab kemiskinan, melainkan bagaimana pemimpin mampu mengoptimalkan pendekatan budaya untuk mengatasi masalah sosial tersebut.
Program Pekarangan Pro Oli Mila menyasar masyarakat miskin dari desil 1 hingga desil 3. Program ini menjadi bagian dari upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dengan fokus pada pembangunan 14 rumah mandiri sebagai percontohan di 6 kecamatan pada tahun 2025.
Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar 2 persen setiap tahun melalui model Pekarangan Pro Oli Mila, dengan target bantuan untuk 2.000 keluarga miskin setiap tahun.
Data terbaru dari BPS tahun 2025 yang menunjukkan tingkat kemiskinan sebesar 29,23% atau sekitar 22,81 ribu jiwa, Sumba Tengah merupakan kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus agar target penurunan kemiskinan menjadi 25,20% pada tahun 2030 dapat tercapai.
Melalui agenda 9 Program Prioritas, pemerintah kabupaten merencanakan program percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan pekarangan terintegrasi, yang dikenal sebagai Pekarangan Pro Oli Mila (PK.POM) Model. Program ini melibatkan lintas sektor, termasuk pemberdayaan ekonomi di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan, serta sektor pendidikan, kesehatan, dan dukungan lainnya.
Bupati menegaskan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun uji coba, dengan pelaksanaan di 14 desa dan 14 rumah tangga sasaran di 6 kecamatan. Ia mengajak seluruh komponen stakeholder untuk berperan aktif, termasuk dukungan pembiayaan secara swadaya melalui AKSI BELA RASA.
Beberapa kegiatan utama dalam program ini meliputi:
Pemberian bantuan kambing sebanyak 3 ekor per rumah tangga sasaran (1 jantan dan 2 betina);
Pemberian bebek sebanyak 10 ekor (1 jantan dan 9 betina);
Penyediaan kolam dan benih ikan air tawar, seperti ikan lele;
Fasilitasi lahan pekarangan seluas kurang lebih 2 are untuk tanaman hortikultura;
Bantuan sarana pendidikan bagi anak-anak sekolah berupa sepatu, pakaian seragam, dan buku tulis;
Pemberian fasilitas kesehatan gratis, termasuk pemeriksaan, pengobatan, serta pemberian kelambu.
Bupati menambahkan, program ini akan melibatkan sekitar 50 stakeholder, termasuk unsur TNI dan Polri. Jika berhasil, program ini akan menjadi model percontohan yang dapat diterapkan di wilayah lain bahkan di seluruh Provinsi NTT.
Rumah Mandiri dan Pekarangan Pro Oli Mila merupakan strategi inovatif yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati Sumba Tengah untuk memaksimalkan potensi pekarangan rumah sebagai sumber penghidupan dan kesejahteraan baru. Gerakan ini mendorong pemanfaatan pekarangan rumah yang selama ini kurang optimal, untuk bercocok tanam sayuran, beternak skala kecil, dan membuka sumber pendapatan keluarga.







