BUPATI SUMBA TENGAH TERIMA KUNJUNGAN REKTOR UNDANA KUPANG, BAHAS KOLABORASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN LEWAT PROGRAM PK-POM MODEL
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, menerima kunjungan Rektor Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, beserta rombongan, di ruang kerja Bupati Sumba Tengah, Jumat (10/10/2025).
Kunjungan tersebut merupakan bentuk dukungan, motivasi, serta apresiasi dari UNDANA terhadap program inovatif Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah dalam percepatan penanggulangan kemiskinan melalui model pemberdayaan masyarakat yang dikenal sebagai Pekarangan Pro Oli Mila Model (PK-POM Model).
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Paulus menjelaskan bahwa program PK-POM Model lahir dari permenungan dan analisis mendalam terhadap tantangan besar yang dihadapi Kabupaten Sumba Tengah dalam menurunkan angka kemiskinan yang masih berada pada kisaran 30 persen. Ia menekankan bahwa 90 persen masyarakat Sumba Tengah tidak memiliki lahan sawah maupun kebun untuk diolah, dan kelompok ini pula yang sebagian besar tergolong sebagai masyarakat miskin.
“Kami menargetkan penurunan kemiskinan sebesar dua persen setiap tahun melalui program PK-POM Model. Ini bukan program bantuan sosial seperti BLT atau PKH, tetapi bentuk pemberdayaan melalui pemanfaatan pekarangan rumah secara mandiri dan produktif,” tegas Bupati Paulus.
Program ini mulai diujicobakan pada tahun 2025 kepada 15 penerima manfaat yang tersebar di enam kecamatan. Selanjutnya, pada tahun 2026, program akan diperluas kepada 2.000 penerima manfaat berdasarkan data desil 1 hingga desil 3. Dalam lima tahun ke depan, Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah menargetkan 10.000 orang miskin dapat keluar dari garis kemiskinan melalui program ini.
“Target kami bukan hanya menurunkan angka kemiskinan, tapi juga menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera melalui peningkatan pendapatan secara berkelanjutan,” lanjutnya.
Bupati Paulus menyatakan bahwa program Pekarangan Pro Oli Mila Model mengandung 7 aspek penting antara lain;
1. Rumah Mandiri, rumah mandiri yang dibangun harus berdasarkan prototype yaitu tipe 42, dari 14 indikator kemiskinan, 7 indikator terjawab dari rumah mandiri yaitu; berlantai semen, beratap seng, berdinding tembok yang diplester, memiliki listrik, luas setiap ruangan 9 meter persegi, mempunyai sanitasi yang layak dan ketersediaan air bersih.
2. Pemenuhan Gizi, melalui pemanfaatan pekarangan pro oli mila model, penerima manfaat harus mengolah lahan seluas 2 are untuk ditanami aneka hortikultura yang beragam, bergizi, berimbang sehat dan aman, sebagai upaya pemenuhan gizi bagi ibu hamil KEK, bayi 2T, bayi underweight dan bayi stunting.
3. Pemberdayaan Ekonomi, selain memenuhi asupan gizi, hadirnya PK-POM model ini juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi penerima, utamanya mereka yang berada dalam kategori desil 1 hingga desil 3 masing-masing per bulan dengan mengusahakan aneka tanaman hortikultura dan tanaman unggulan lainnya untuk dikembangkan yang bisa diperjualbelikan untuk menambah penghasilan.
4. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, aspek ini menekankan pada pemberian pelatihan dan keterampilan bagi penerima manfaat PK-POM model ini, bagaimana hasil dari program ini bisa dikonversikan menjadi sesuatu barang yang memiliki nilai jual dipasaran antara lain pengolahan telur bebek menjadi telur asin, pengolahan tomat menjadi saos, pembuatan ikan lele kemasan yang bisa bertahan dan terjaga kualitasnya.
5. Bela Rasa atau Bela Kasih, aspek ini mengajarkan nilai senasib sepenanggungan, saling berbagi, kepedulian, keikhlasan, tolong-menolong antara penerima manfaat program dengan sesama orang miskin yang belum menerima manfaat program PK-POM model melalui hasil ternak maupun hortikultura.
6. Partisipatif, Program PK-POM Model menempatkan masyarakat untuk terlibat dan menjadi pelaku utama dalam upaya keluar dari kemiskinan. Tanpa partisipasi aktif masyarakat, program ini tidak akan efektif dan berkelanjutan.
7. Keberelanjutan, PK-POM Model dirancang untuk pemberdayaan masyarakat yang tidak saja menurunkan angka kemiskinan, tetapi masyarakat itu sendiri bisa sejahtera dan mengalami peningkatan pendapatan. Oleh karena itu, program ini harus terus berlanjut dalam jangka panjang serta dapat menajdi role model di NTT bahkan Indonesia.
Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, Prof. Maxs U. E. Sanam, dalam sambutannya menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyatakan bahwa program PK-POM Model merupakan bentuk inovasi yang layak dijadikan contoh bagi daerah lain dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
“Loyalitas adalah harga mati. Sepuluh ribu orang yang dibantu melalui program ini akan menjadi agen perubahan dan teladan bagi keluarga serta komunitasnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Maxs menekankan bahwa kesuksesan program pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh keteladanan pemimpin dan pemanfaatan sumber daya manusia yang ada, bukan hanya pembangunan fisik semata.
Menutup sambutannya, Rektor UNDANA mengungkapkan bahwa pihaknya siap mendukung penuh pelaksanaan PK-POM Model dan akan menjadikannya sebagai pilot project kerja sama antara Universitas Nusa Cendana dan Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah. Rencana ini akan diwujudkan melalui pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa UNDANA pada tahun 2026 di wilayah Sumba Tengah.





















