UPACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TINGKAT KABUPATEN SUMBA TENGAH

WAIBAKUL,- Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah gelar upacara Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) dengan tema “Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar”, Kamis (02/05/2024) upacara yang dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Sumba Tengah, Dr. Drs. Jusuf Lery Rupidara, M.Si bertindak selaku pembina upacara pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2024 tingkat Kabupaten Sumba Tengah yang berlangsung di halaman depan Kantor Bupati Sumba Tengah.  Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah, para Staf Ahli, para Asisten, Pimpinan Perangkat Daerah, Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional, Staf, Tenaga Kontrak Daerah, perwakilan Siswa-Siswi dari SDK Waimamingu, perwakilan SDI Madidi Palamedu dan perwakilan SMP Kristen Waibakul mengenakan busana adat dari berbagai daerah agar terasa nuansa perbedaan dalam persatuan Indonesia yang penuh makna. 

Pj. Bupati Sumba Tengah Dr. Drs. Jusuf Lery Rupidara, M.Si, hadir secara langsung hadir sebagai pembina upacara HARDIKNAS ini. Beliau menuturkan bahwa peringatan Hari Pendidikan Nasional bertepatan dengan hari lahirnya tokoh pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara. 

“Kita selalu menghadirkan wajah, menghadirkan sosok Ki Hadjar Dewantara yang selalu menempatkan pendidikan menyenangkan, jasadnya memang tidak hadir namun pikirannya selalu hadir membersamai kita. Sesuai dengan prinsip beliau bahwa tugas pendidikan yaitu memerdekakan jiwa anak dalam belajar dan ini masih relevan dengan zaman saat ini,” ujar Pj. Bupati Sumba Tengah. 

Dr. Drs. Jusuf Lery Rupidara, M.Si Ketika menyampaikan amanah dalam upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 di halaman kantor Bupati Sumba Tengah (Kamis, 02 Mei 2024).

Tema upacara HARDIKNAS pada tahun ini yaitu “Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar” harapannya seluruh anak-anak pelajar sebagai penerus generasi bangsa yang dapat melanjutkan Merdeka belajar yang sudah dijalankan, mengingat tema ini masih relevan dengan tema pada tahun sebelumnya.

“Berkaitan dengan tema nasional tersebut tujuannya adalah untuk mengajak semua pemangku kepentingan menyegarkan kembali, mengingat kembali apa itu merdeka belajar seperti prinsip yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Proses belajar harus menjunjung tinggi emansipasi belajar dan menghilangkan belenggu belajar bagi anak seperti hukuman fisik. Oleh karena itu para pendidik saat ini menghilangkan hukuman fisik mulai dari siswa-siswi masuk dan menempatkan bagaimana anak didik sebagai subjek,” jelas Pj. Bupati Sumba Tengah.

Pada kesempatan berikut, Pj Bupati Sumba Tengah menyampaikan naskah Pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yakni Bapak Nadiem Anwar Makarim dengan isi pidatonya mengatakatan bahwa Lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek.

Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia. Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang prosespembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan.

Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan. Kemudian, ketika langkah kita mulai serempak, kita dihadapkan dengan tantangan yang tak pemah terbayangkan yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah  proses belajar mengajar dan cara hidup kita secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat. Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama. Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak.

Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar. Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya didukung untuk berekspresi.

Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan  Merdeka Belajar, Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh. Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi  tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan hams diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan hams dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan.

“Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri  Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Thu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar,” tutup pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan,Riset dan Teknologi yang disampaikan oleh Pj. Bupati Sumba Tengah.

Diskominfo Sumba Tengah (Dn)