PERCEPATAN PERTEMUAN KELOMPOK KERJA TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING, ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BALITA.

WAIBAKUL,-Dalam rangka mendukung pemerintah melakukan upaya percepatan penurunan Stunting, Bappeda Kabupaten Sumba Tengah pada hari Senin, tanggal 3 Oktober 2022 melaksanakan Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sumba Tengah bertempat di Aula Pusat Pastoral Katikuloku Kabupaten  Sumba Tengah. Rakor ini juga sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor KEP.10/M.PPN/HK/02/2021 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2022 dimana Kabupaten Sumba Tengah ditetapkan menjadi salah satu Kabupaten yang melakukan monitoring dan evaluasi penurunan stunting terintegrasi tahun 2022.

Rakor dibuka oleh Wakil Bupati Sumba Tengah Ir. Daniel Landa Dalam sambutannya beliau mengatakan Pemerintah Daerah telah berupaya menurunkan dan menekan angka stunting, jika dibangdingkan data perbulan Februari 2022 dari hasil pengukuran operasi timbangan terdapat 671 kasus balita stunting sedangkan hasil pengukuran pada bulan agustus 2022 terdapat 659 kasus balita stunting dari 7.652 balita dengan presentase 8,7% ini merupakan bukti kerja keras bapak asuh dan mama asuh yang bertugas di 65 desa sehingga terjadi penurunan yang cukup baik.

Rakor dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Tengah dan Bappeda bersama dengan OPD teknis dan stakeholder terkait lainnya yang masuk ke dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sumba.

“Agenda rapat koordinasi ini adalah untuk memastikan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang terjadi di Kabupaten Sumba Tengah yaitu ; pada tahun 2022 periode April, kematian Ibu nol kasus dan kasus kematian bayi (AKB) berjumlah 8 kasus dari 479 kelahiran hidup. Sedangkan pada bulan Agustus kasus kematian Ibu 1 kasus dan kasus kematian bayi 16 kasus dari jumlah 1.017 kelahiran hidup, “ ungkap Wabup.

Rakor ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan keseriusan Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah dalam menanggapi persoalan stunting. Selanjutnya Aksi Konvergensi merupakan kunci untuk memastikan program-program intervensi dapat dilaksanakan secara optimal sehingga berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting. Langkah awal dari konvergensi adalah melakukan analisis situasi dan pemetaan program yang selama ini ada di perangkat daerah, sehingga dapat diketahui kondisi riil di lapangan.

Lebih lanjut Wabup mengatakan kasus yang terjadi merupakan kasus cukup tinggi di era modern saat ini dengan lengkapnya fasilitas Kesehatan setiap desa, saat ini masih terjadi kasus kematian Ibu dan Anak, letak kesalahan dimana? Sehingga masih saja terjadi, apakah kelalaian ibu hamil atau kelalaian kita sebagai pelayan publik. Kesalahan seperti ini akan menimbulkan kesalah pahaman antara kedua belak pihak (media dan keluarga pasien), oleh karena itu, untuk menghindari hal itu terjadi saya tugaskan agar sosialisasi pada saat posyandu dapat terlaksana dengan baik dan perlu ditingkatkan komunikasi yang intensif antara stakeholder dan ibu hamil, lanjut Wabup.

“Analisis situasi merupakan dasar perumusan yang harus dilakukan untuk meningkatkan intervensi terpadu dalam penanggulangan stunting, kematian ibu dan kematian bayi terintegrasi antara lain penyuluhan program kegiatan pokok yang mendesak seperti pembuatan dan pemanfaatan pekarangan rumah (dapur hidup) dalam pemenuhan kebutuhan pokok Kesehatan ibu dan anak. Program perbaikan gizi masyarakat, program air bersih dan sanitasi, Pendidikan anak usia dini (PAUD) serta perlindungan sosial,” tutup Wabup.

Bappeda sebagai Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sumba Tengah dan juga Koordinator Bidang Koordinasi, Konvergensi dan Perencanaan bertanggungjawab terhadap ketersediaan data indikator percepatan penurunan stunting yang meliputi data keluarga berisiko stunting, kasus dan prevalensi stunting serta data cakupan  layanan 29 indikator essensial dan 35 cakupan layanan pendukung untuk menyusun Master Analisa Situasi (Ansit). Sinergi yang baik sangat dibutuhkan antara perangkat daerah dengan instansi lainnya diluar Pemerintah Kabupaten seperti Yayasan Wahan Komunikasi Wanita untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sumba Tengah.

Diskominfo SumbaTengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *